Rabu, 29 Februari 2012
7 KEUNGGULAN OBAT HERBAL
Saat
ini di seluruh dunia manusia semakin sadar akan pentingnya kembali ke
alam untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Alam dari dulu sebenarnya
telah menyediakan berbagai macam obat yang selama ribuan tahun
dimanfaatkan manusia secara turun-temurun. Manusia modern-lah yang
kemudian cenderung mengabaikan anugerah alam tersebut.
Dengan
semakin meningkatnya kesadaran tersebut, riset-riset ilmiah pun kini
semakin banyak diarahkan pada bahan-bahan alami. Obat-obatan herbal atau
jamu yang diproses secara modern dan didukung hasil riset pun semakin
banyak tersedia. Beberapa puluh tahun lalu, Anda tidak dapat
membayangkan sedemikian banyaknya pilihan obat herbal modern yang kini
ada di pasaran.
Apa saja keunggulan menggunakan obat herbal dibandingkan obat farmasi?
1. Tidak ada efek samping
Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar
bebas dari semua jenis efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad
meminum berbagai macam jamu tradisional dan belum pernah tercatat ada
kasus efek samping yang mematikan. Namun Anda tetap perlu berhati-hati
karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis
dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Dalam
hal ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat
tambahannya.
CERMAT MEMBERI JUICE BUAH PADA ANAK
Warnanya
cerah, rasanya manis, dan diklaim mengandung vitamin yang diperlukan
tubuh. Tak heran jika banyak orang menyukai jus buah, terlebih
anak-anak. Namun, sebaiknya Anda lebih bijak memberikan jus buah dalam
kemasan pada anak-anak.
"Banyak orangtua menganggap jus buah
kemasan adalah cara paling praktis untuk membuat anak mengasup buah,
tetapi orangtua sering tidak bisa membedakan mana produk yang 100 persen
jus buah dan produk minuman jus yang diberi gula tambahan," kata Sarah
Clark, dari Child Health Evaluation and Research Unit di University of
Michigan, AS.
Ia melakukan
penelitian mengenai konsumsi jus buah pada anak melalui metode survei
terhadap 606 orangtua yang memiliki anak berusia 1-5 tahun. Ternyata
lebih dari sepertiga orangtua yang disurvei mengatakan anak mereka
mengasup jus buah lebih dari dua gelas perhari.
Padahal,
konsumsi jus buah yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak di AS
adalah tak lebih dari satu kali setiap hari. Jus buah yang disarankan
pun seharusnya adalah yang mengandung 100 persen jus buah atau jus buah
murni yang tidak diberi tambahan gula.
Sebaiknya hindari jus
buah dalam kemasan yang berlabel "juice coctail, juice flavored
beverage, atau juice drink". Kebanyakan produk tersebut hanya mengandung
sedikit buah asli dan sisanya adalah air serta gula tambahan. Secara
nutrisi, minuman ini sama saja dengan soft drink, kaya akan gula dan
kalori tetapi rendah nutrisi.
Terlalu sering mengonsumsi jus
buah dalam kemasan tersebut akan menyebabkan anak obesitas serta merusak
gigi. Bila anak sudah terlanjur "kecanduan" jus buah kemasan, Anda bisa
menyiasatinya dengan mengencerkan jusnya. Caranya, campurkan air dengan
jus buah sehingga asupan kalorinya bisa dikurangi untuk beberapa kali
minum.
Bagaimana pun cara terbaik untuk mendapatkan seluruh
kandungan serat dan vitamin dalam buah adalah dengan mengonsumsi buah
segar secara utuh. Tidak seperti minuman jus, buah segar juga mengandung
serat yang bisa membuat perut terasa lebih kenyang. (sumber : Kompas)
Senin, 27 Februari 2012
HATI HATI MENGGABUNGKAN OBAT HERBAL DAN OBAT FARMASI
Herbal
telah digunakan untuk pengobatan sejak awal keberadaan manusia. Bahkan,
sampai dengan 150 tahun yang lalu kita belum mengenal obat sintetis.
Sejak ahli kimia Wilhelm Hofmann dan mahasiswanya William Perkin
berhasil mensintesis kina di laboratorim mereka di tahun 1840-an, ribuan
obat sintetis telah dihasilkan. Transisi dari herbal ke obat sintetis
dipercepat oleh dua perang dunia yang menganggu perdagangan
internasional tumbuhan.
Selain itu, insentif berupa hak paten–
yang memberikan monopoli kepada pabrik farmasi sampai batas
daluwarsanya–membuat produksi obat sintetis lebih menarik. (Anda tidak
bisa mematenkan obat yang berasal dari alam). Periode dari 1945 sampai
1975 adalah masa keemasan perkembangan teknologi obat. Upaya intensif
yang dilakukan untuk memproduksi obat-obatan sintetis baru telah
menggeser penggunaan sebagian besar produk alami. Kini hanya sekitar 25%
obat yang masih menggunakan bahan-bahan aktif dari tanaman (misalnya
morfin, atropin, dan beberapa agen kemoterapi).
Namun, dalam
beberapa tahun terakhir fenomena sebaliknya terjadi: semakin banyak
orang yang beralih kembali ke herbal. Herbal juga semakin banyak yang
dijual dalam kemasan modern seperti kapsul atau tablet yang memiliki
takaran tertentu. Sebagai contoh, kian banyak orang yang mengambil
kapsul estrak bawang putih sebagai pengganti captopril untuk menurunkan
tekanan darah atau kapsul ekstrak sidaguri sebagai pengganti allopurinol
untuk menurunkan asam urat. Tren kembalinya masyarakat ke herbal ini
terutama disebabkan oleh keyakinan bahwa herbal lebih aman dan bahwa
obat tidak menjadi pengganti yang memuaskan untuk semua praktik
perawatan kesehatan yang telah diandalkan selama berabad-abad.
Sebagian orang ingin mendapatkan yang terbaik dari keduanya. Mereka
mengonsumsi obat sintetis yang dikombinasi dengan herbal. Ini adalah
praktik yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan interaksi herbal
dan obat.
Interaksi herbal dan obat
Ketika herbal dan obat
digunakan bersama-sama, mereka dapat berinteraksi dalam tubuh Anda,
menyebabkan perubahan dalam cara kerja keduanya. Perubahan itu disebut
interaksi herbal dan obat, yang dapat bermanfaat atau berbahaya bagi
Anda, tergantung mekanismenya.
Beberapa contoh interaksi yang mungkin terjadi adalah:
1. Meningkatkan efek samping obat, mungkin menyebabkan keracunan
2. Mengurangi efek terapi obat, mungkin menyebabkan kegagalan
pengobatan. Interaksi juga dapat menyebabkan resistensi obat, sehingga
membatasi pilihan pengobatan di masa depan.
3. Meningkatkan efek terapi obat, mungkin menyebabkan overdosis.
4. Memodifikasi kerja obat, mungkin menyebabkan komplikasi yang tak terduga.
Mekanisme interaksi herbal dan obat dapat dibagi menjadi beberapa
kategori umum: interaksi farmakokinetik (penyerapan, distribusi,
metabolisme, dan ekskresi obat) dan interaksi farmakodinamik (efek
farmakologi gabungan dari obat).
Sabtu, 25 Februari 2012
JUMLAH ASUPAN GULA YANG AMAN BAGI ANAK ANAK
Agar
bisa tumbuh kembang dan berenergi, anak-anak memang butuh kalori yang
berasal dari makanan berkarbohidrat dan gula. Tapi anak pun memiliki
batasan aman asupan gula sehari-hari. Berapa?
Makanan yang
mengandung gula sudah menjadi musuh utama untuk orang-orang yang
menderita diabetes. Untuk mencegah penyakit itu terjadi, sebaiknya
anak-anak jangan dikenalkan dengan makanan tinggi sedari kecil.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan bahwa asupan gula
tambahan tidak boleh melebihi 10 persen dari total energi yang
dikonsumsi untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak.
Untuk anak usia 1-3 tahun, 10 persen sama nilainya dengan 4-5 sendok
teh gula. Sedangkan untuk anak usia 4-6 tahun, 10 persen sama artinya
dengan 5-8 sendok teh gula.
Berikut beberapa contoh makanan yang sering dikonsumsi anak beserta dengan kandungan gulanya:
Donat = 5 sendok teh gula
Jelly (75 gr) = 4 sendok teh gula
Permen karet (50 gr) = 7 sendok teh gula
Biskuit cokelat = 2,5 sendok teh gula
Es krim (1 scoop) = 4 sendok teh gula
1 kaleng soda = 7 sendok teh gula
Susu cokelat dengan tambahan gula = 3 sendok teh gula
"Jadi kalau anak umur 1-3 tahun makan 1 buah donat, jatah asupan gula
hariannya sudah habis. Kalau anak 5 tahun minum 1 kaleng soda juga habis
jatah konsumsi gulanya," jelas DR dr Fiastuti Witjaksono, MSc, MS,
Sp.GK, ahli gizi klinik dari Departemen Gizi FKUI-RSCM,
10 PENYEBAB SERING BUANG AIR KECIL (BAK)
Jika
anda termasuk orang yang sering buang air kecil, tentunya perlu berhati
hati dan dapat mengetahui penyebabnya. Berikut adalah 10 penyebab
sering BAK :
1. Terlalu banyak minum
Banyak minum memang membuat
badan menjadi sehat. tetapi minum terlalu banyak air (atau cairan yang
lain) dapat membuat kita berkali-kali ke kamar mandi.
Untuk
orang yang susah mengontrol keinginan untuk kencing (beser/dalam bahasa
Inggris : overactive bladder), disarankan untuk tidak minum lebih dari
dua liter air atau cairan lainnya dan waktu minumnya disarankan di siang
hari agar pada malam hari tidak terlalu sering bangun untuk pergi ke
kamar mandi
2. Terlalu sedikit minum
Ini kebalikannya dari
yang kebanyakan minum, orang yang terlalu sedikit minum karena penyakit
susah menahan kencing / beser / overactive bladder biasanya akan
mengurangi minum.
Tapi ternyata ini sangat berbahaya! karena
dapat membuat iritasi pada saluran kencing yang mengakibatkan orang jadi
ingin ke belakang terus. walaupun minum delapan gelas perhari itu baik
tetapi jika orang tidak mampu melakukannya, menurut para ahli hanya
diperlukan minimal satu liter per hari untuk mencegah iritasi ini
3. Minuman Beralkohol
Bir, anggur, dan minuman-minuman beralkohol lainnya menyebabkan kita berkunjung ke kamar mandi lebih sering.
Walaupun alkohol sendiri sifatnya membuat kita dehidrasi pada tubuh
tapi dehidrasi ini terjadi karena alkohol meningkatkan air kencing yang
harus dikeluarkan tubuh. Selain itu, alkohol juga mengirimkan
sinyal-sinyal ke otak untuk menyuruh kita kencing
Minggu, 19 Februari 2012
MENGURANGI/MENCEGAH RESIKO PENYAKIT JANTUNG :
Tips Mencegah penyakit jantung
1. Pola makan yang sehat
Hindari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi seperti daging merah (daging sapi, kambing dan babi). Hindari pula makanan dengan kandungan gula tinggi seperti softdrink.
2. Berhenti merokok
Di dalam bungkus rokok sudah dijelaskan bahwa “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”.
3. Hindari stress
Saat seseorang stress, tubuh akan mengeluarkan hormon cortisol yang bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.
4. Kurangi berat badan berlebih (obesitas)
Obesitas memiliki risiko utama pembesaran atrium jantung kiri. Pembesaran jantung ini nantinya akan meningkatkan detak jantung tidak normal, stroke, dan kematian.
5. Olahraga secara teratur
Olahraga seperti jalan kaki atau jogging dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
6. Konsumsi antioksidan
Antioksidan Penting untuk Cegah Sakit Jantung. Ini bisa diperoleh dari berbagai macam sayuran, buah-buahan, dan minum teh.
7. Jangan Terlalu lelah
Kurangi aktivitas berat atau aktivitas yang menguras tenaga.
8. Keturunan
Jika anda memiliki kerabat dekat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya mulai sekarang lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan dan gaya hidup. Penyakit jantung bukan penyakit keturunan, tetapi bila ada keluarga (ortu, kakek, nenek,saudara, paman, bibi dsb) yang menderita atau pernah menderita penyakit jantung, ada kemungkinan turunannya memiliki faktor resiko untuk mendapatkan penyakit jantung. Jadi, perlu diwaspadai!
1. Pola makan yang sehat
Hindari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi seperti daging merah (daging sapi, kambing dan babi). Hindari pula makanan dengan kandungan gula tinggi seperti softdrink.
2. Berhenti merokok
Di dalam bungkus rokok sudah dijelaskan bahwa “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”.
3. Hindari stress
Saat seseorang stress, tubuh akan mengeluarkan hormon cortisol yang bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.
4. Kurangi berat badan berlebih (obesitas)
Obesitas memiliki risiko utama pembesaran atrium jantung kiri. Pembesaran jantung ini nantinya akan meningkatkan detak jantung tidak normal, stroke, dan kematian.
5. Olahraga secara teratur
Olahraga seperti jalan kaki atau jogging dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
6. Konsumsi antioksidan
Antioksidan Penting untuk Cegah Sakit Jantung. Ini bisa diperoleh dari berbagai macam sayuran, buah-buahan, dan minum teh.
7. Jangan Terlalu lelah
Kurangi aktivitas berat atau aktivitas yang menguras tenaga.
8. Keturunan
Jika anda memiliki kerabat dekat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya mulai sekarang lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan dan gaya hidup. Penyakit jantung bukan penyakit keturunan, tetapi bila ada keluarga (ortu, kakek, nenek,saudara, paman, bibi dsb) yang menderita atau pernah menderita penyakit jantung, ada kemungkinan turunannya memiliki faktor resiko untuk mendapatkan penyakit jantung. Jadi, perlu diwaspadai!
Langganan:
Postingan (Atom)