MENGAPA INGUS BERWARNA HIJAU
![](http://1.bp.blogspot.com/-jfM5nB0myeU/UStf2c8tLvI/AAAAAAAAAag/3Q_H_vqGgoQ/s1600/267859_4748759397090_1607349791_n.jpg)
Jika
anda menderita flu, kemungkinan besar akan ada sejenis cairan yang
biasa disebut dengan ingus, yang mengalir keluar dari hidung anda. Dahak
dan ingus, atau mukus jika kita ingin menyebutnya dengan menggunakan
istilah medis, adalah nama yang diberikan kepada semacam cairan
berlendir yang diproduksi dalam sistem pernapasan. Ingus diproduksi di
belakang hidung, sementara dahak digunakan untuk menggambarkan cairan
lendir dari sisa sistem pernapasan dan biasanya dikeluarkan saat batuk.
Dan jika anda menyeka hidung anda dengan menggunakan tisu, anda mungkin
akan melihat bahwa cairan ingus ini berwarna hijau. Lalu mengapa hal ini
bisa terjadi? Berikut penjelasannya.
Peranan Mukus Bagi Tubuh
Cairan lengket dan tebal yang disekresikan oleh membran dan kelenjar
mukosa disebut mukus. Bertentangan dengan apa yang mungkin anda
pikirkan, mukus ini sangat penting bagi tubuh dan kesehatan kita. Mukus
berperan membantu melindungi paru-paru dan juga mencegah jaringan tubuh
mengalami kekeringan. Mukus dapat melindungi paru-paru karena sifatnya
yang lengket dapat menjebak partikel debu, kotoran, bakteri dan serbuk
sari yang bisa menyebabkan iritasi dan infeksi. Tapi begitu
partikel-partikel ini terjebak di dalam mukus, mereka harus segera
dikeluarkan dari tubuh untuk dibuang dan hal ini dapat dilakukan melalui
batuk dan bersin.
Mukus adalah cairan berbasiskan air yang
mengandung protein, karbohidrat, garam dan beberapa jenis sel. Jenis
utama dari protein yang terdapat pada mukus adalah mucin, yang memiliki
lapisan gula yang memungkinkan mereka untuk menyerap sejumlah besar air,
dan menyebabkan mukus memiliki konsistensi yang basah. Selain mucin,
protein lain yang hadir juga memegang peranan yang berfungsi melindungi
tubuh. Seperti antibodi yang merupakan pertahanan tubuh terhadap serbuan
patogen (agen penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan jamur).
Selain itu terdapat juga enzim antiseptik, seperti lisozim, yang secara
langsung dapat membunuh bakteri.
Tapi ada sedikit fakta yang
mungkin akan membuat anda para pembaca merasa jijik karena sebagian
besar dari mukus yang kita hasilkan sebenarnya akan kita makan. Saluran
udara kita dilapisi dengan jutaan rambut kecil, yang disebut silia.
Silia ini akan bergerak dengan selaras untuk menghasilkan gelombang
gerakan yang menyapu mukus ke bagian belakang tenggorokan untuk
selanjutnya ditelan. Asam lambung kemudian akan menangani sebagian besar
penyebab infeksi. Jika silia ini tidak ada atau tidak berfungsi dengan
baik, maka akan menyebabkan mukus mengering dan mengeras dan tidak dapat
diangkut ke tenggorokan untuk ditelan, sehingga dapat menyebabkan
perasaan yang tidak nyaman bagi anda.
Darimana Mukus Berasal?
Mukus disekresikan oleh membran mukosa yang banyak terdapat pada tubuh
manusia. Membran mukosa adalah lapisan sel yang terletak di bawah kulit
dan berfungsi untuk melindungi rongga dan saluran tubuh yang bersentuhan
dengan dunia luar seperti bibir, telinga, hidung, mulut, saluran
pencernaan, alat kelamin dan anus.
Dalam membran mukosa
terdapat jenis sel khusus yang dikenal sebagai sel goblet. Fungsi utama
dari sel goblet adalah untuk menghasilkan mukus, meskipun sel-sel lain
dapat membuatnya juga. Protein mucin akan dikemas dalam kantung-kantung
kecil, yang disebut vesikel, yang selanjutnya akan menuju ke tepi sel
goblet. Mereka kemudian akan berfusi dengan membran yang mengelilingi
sel sehingga memungkinkan isi dari vesikel dapat dilepaskan. Ketika
mucin dilepaskan dan terpapar oleh air, mucin dapat mengembang sampai
600 kali lipat dari ukuran sebelumnya dan menghasilkan mukus dalam
jumlah yang cukup banyak.
Diperkirakan bahwa hidung sehat akan
memompa keluar lebih dari setengah liter mukus per hari, meskipun
jumlahnya dapat bervariasi sangat besar, misalnya ketika anda menangis
sebagian besar air mata anda akan mengalir ke hidung dan bercampur
dengan mukus dan meningkatkan volumenya. Hal ini juga lah alasan mengapa
ketika kita menangis sering disertai dengan hidung yang meler.
Peran mukus yang lain adalah untuk menyingkirkan partikel-partikel yang
berpotensi menganggu tubuh. Produksi mukus dirangsang oleh infeksi dan
iritasi pada saluran napas. Sebagai contoh, penderita alergi mungkin
akan mendapati bahwa pada hidungnya terdapat banyak ingus karena tubuh
berusaha untuk menyingkirkan serbuk sari yang menjadi masalah dan memicu
efek alergi ini. Hal seperti ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
merespon agen yang menyebabkan alergi seperti serbuk sari dengan
melepaskan histamin yang menyebabkan proses inflamasi (peradangan), yang
menginstruksikan membran mukosa untuk meningkatkan produksi mukus
mereka.
Jadi Mengapa Ingus Berwarna Hijau?
Dahak dan ingus
dapat hadir dalam berbagai warna, bukan hanya hijau seperti yang biasa
kita jumpai. Dan warna-warna ini dapat membantu untuk menunjukkan
kesehatan orang yang memproduksinya. Mukus dari orang yang sehat
biasanya akan berwarna putih atau bening. Warna coklat sampai abu-abu
biasa dijumpai pada perokok dan disebabkan karena tar pada rokok yang
menempel pada mukus. Mukus yang berwarna seperti karat atau dengan
bintik-bintik karat di dalamnya bisa menjadi tanda penyakit yang serius
seperti pneumonia atau perdarahan dari saluran napas, yang juga dapat
menjadi konsekuensi dari kanker. Sementara warna kuning dan hijau
biasanya menunjukkan adanya infeksi dan dalam beberapa kasus parah
disebabkan oleh bronkitis.
Infeksi menyebabkan mukus berubah
warna karena respon imun sel darah putih yang disebut neutrofil. Ketika
bagian dari tubuh mengalami infeksi, tubuh akan menghasilkan sinyal
untuk memberi tahu pada sistem kekebalan tubuh bahwa terdapat bagian
tubuh yang sedang menghadapi masalah. Sel dan komponen kekebalan lainnya
selanjutnya akan mengikuti sinyal-sinyal ini dengan proses yang disebut
kemotaksis untuk menuju ke daerah yang terkena infeksi.
Neutrofil adalah salah satu dari sistem kekebalan kita yang pertama kali
tiba di tempat terjadinya infeksi. Neutrofil selanjutnya akan berusaha
untuk menelan patogen dan pada saat yang sama mereka akan memproduksi
bahan kimia antiseptik yang akan menghancurkan patogen. Bahan kimia ini
sangat kuat dan bahkan turut menghancurkan neutrofil itu sendiri.
Untuk memproduksi bahan kimia antiseptik ini diperlukan bantuan sebuah
enzim yang disebut myeloperoxidase. Enzim ini sendiri juga membutuhkan
'pembantu', yang disebut co-enzim, agar enzim dapat berfungsi lebih
baik. Dan co-enzim yang berperan adalah co-enzim besi, dan inilah yang
akhirnya memberikan mukus warna hijaunya. Menariknya enzim yang
mengandung besi ini sangat mirip dengan yang terdapat dan memberikan
warna hijau pada wasabi (salah satu bumbu penyedap dengan rasa yang
pedas dan berwarna hijau).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar