Selasa, 01 Oktober 2013

KATA-KATA SEPELE YANG TAK BOLEH DIUCAPKAN ORANG TUA PADA ANAK

Memiliki dan membesarkan sang buah hati punya seni tersendiri. Apalagi, kata para pemerhati anak, tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Tak jarang, kita terlalu yakin mampu membesarkan buah hati dengan cara sendiri. Ternyata, tidak semudah itu. Berawal dari komunikasi sehari-hari, perkembangan anak pun bisa saja terganggu. Nah, Ayah dan Ibu, ada kata-kata yang sebaiknya tidak Anda lontarkan untuk buah hati tercinta. Apa itu?

''Pergi sana!
Ayah/Ibu Mau Sendiri atau Ayah/Ibu Lagi Repot atau Ayah/Ibu lagi Ada Tamu!!''
Ketika orang tua kerap melontarkan kata-kata ini pada anak, Suzette Haden Elgin, pendiri Ozark Center, mengatakan anak-anak akan berpikir tidak ada gunanya berbicara dengan orang tuanya karena mereka selalu diusir atau kehadiran mereka seakan tak ada artinya. ''Jika orang tua terbiasa mengatakan hal-hal itu pada anak-anak sejak mereka kecil, biasanya mereka akan mengatakan hal serupa ketika dewasa.''

''Kamu Itu...''
Pelabelan pada anak adalah cara pintas untuk mengubah anak-anak. Jika seorang ibu atau ayah mengatakan, ''Anak saya memang pemalu'', "Kamu itu nakal", "Anak saya memang bandel", maka anak akan menelan begitu saja label itu tanpa bertanya apa pun. Apalagi, bila kita memberikan label buruk pada anak-anak, itulah yang akan melekat dalam benak mereka. Seumur hidup.

''Jangan Nangis''
Atau, kata-kata serupa seperti, ''Jangan cengeng'' atau ''Nangis melulu''. Padahal, untuk anak-anak yang belum dapat mengekspresikan emosi lewat kata-kata, mereka hanya dapat menyalurkannya dengan cara menangis. Adalah wajar, bila anak-anak merasa sedih atau ketakutan.

''Sebenarnya, wajar saja bila ortu ingin melindungi anak mereka dari perasaan-perasaan itu. Tapi, dengan mengatakan ''jangan'' tidak berarti anak-anak akan lebih baik. ''Ini juga akan memberikan kesan bahwa emosi mereka tidak benar, bahwa tidak baik untuk merasa takut atau sedih,'' ujar Debbie Glasser, direktur Family Support Services.
Lebih baik, katakan pada anak bahwa ibu atau ayah memahami perasaan sedih yang dia alami. ''Ibu/ayah paham kamu takut dengan ombak. Ibu/ayah janji tidak akan melepaskan tanganmu lagi, Nak...,Ayo kita coba lagi,''

''Kenapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?''
''Lihat tuh, Doni rapi banget mengancing bajunya. Kok kamu tidak bisa?''
Para pakar menilai wajar orang tua membandingkan anak-anaknya. Ini akan menjadi referensi terhadap perkembangan anak-anak. Namun, tolong, jangan katakan ini di depan anak-anak. Ini karena tiap anak adalah individu yang berbeda. Mereka punya kepribadian tersendiri. Membandingkan anak dengan orang lain berarti orang tua menginginkan anak mereka menjadi orang yang berbeda.

1 komentar:

  1. Baik terima kasih atas informasinya sangat berguna untuk menambah wawasan keluarga dan terutama untuk amalan ibu hamil muda

    BalasHapus