JENIS IMUNISASI YANG WAJIB DAN DIANJURKAN
Lebih
baik mencegah daripada mengobati. Kalimat ini cocok benar untuk
menggambarkan fungsi imunisasi. Tetapi, mengapa orangtua masih kerap
abai dengan tindakan penting ini? Mana sajakah imunisasi yang wajib, dan
mana pula yang tidak?
Banyak orangtua yang menyesali
kelalaiannya ketika anak sakit. Tahun lalu, misalnya, orangtua panik
karena banyak anak di Indonesia terkena Polio. Sampai-sampai pemerintah
perlu mencanangkan “Indonesia Bebas Polio”. Peristiwa itu seakan
“membangunkan” kita akan pentingnya imunisasi, terutama bagi balita.
Khusus untuk infeksi, menurut Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro,
SpA(K) dari Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FKUI-RSCM, tren di dunia bukan lagi soal pengobatan, tapi
pencegahan. “Kalau kita tunggu anak sakit dulu, biayanya jadi tinggi
sekali. Belum nanti antibiotikanya enggak mempan, kita harus pakai
antibiotik yang makin canggih, sehingga tentunya makin mahal. Belum lagi
harus dirawat di rumah sakit, bahkan sampai orangtuanya enggak bisa
kerja. Kalau semua itu dihitung-hitung, jauh lebih mahal dari biaya
vaksin,” ujar Sri.
Sesuai dengan program organisasi kesehatan
dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), pemerintah mewajibkan lima jenis
imunisasi bagi anak-anak, yang disebut Program Pengembangan Imunisasi
(PPI). Sedangkan tujuh jenis lainnya dianjurkan untuk menambah daya
tahan tubuh terhadap beberapa jenis penyakit. “Wajib itu artinya semua
anak yang tinggal di Indonesia wajib diberikan lima jenis imunisasi
untuk mencegah tujuh jenis penyakit,” kata Sri yang juga Ketua Satgas
Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
IMUNISASI WAJIB :
BCG
Vaksin BCG diberikan pada bayi sejak lahir, untuk mencegah penyakit
TBC. Jika bayi sudah berumur lebih dari tiga bulan, harus dilakukan uji
tuberkulin terlebih dulu. BCG dapat diberikan apabila hasil uji
tuberkulin negatif.
Hepatitis B
Hepatitis B diberikan tiga
kali. Yang pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Imunisasi ini
dilanjutkan saat bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan lagi saat 3-6
bulan.
Polio
Imunisasi yang satu ini belakangan sering
didengung-dengungkan pemerintah karena telah memakan korban cukup
banyak. Target pemerintah membebaskan anak-anak Indonesia dari penyakit
polio. Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir.
Selanjutnya vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6
bulan. Pemberian vaksin ini dulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
DTP
DTP diberikan untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu
Difteri, Tetanus, dan Pertusis. Vaksin ini diberikan pertama kali saat
bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6
bulan. Ulangan DTP diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur
12 tahun, imunisasi ini diberikan lagi dalam program BIAS SD kelas VI.
Campak
Campak pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak-2 diberikan pada program BIAS SD kelas 1, umur 6 tahun.
Ketujuh penyakit tersebut harus dicegah dengan imunisasi secara wajib.
Mengapa? “Karena penyakit-penyakit tersebut yang menimbulkan kematian,
cacat, serta pasiennya juga paling banyak.” Setiap negara akan berbeda
apa yang diwajibkan, tergantung kondisinya. “Misalnya TBC, di Amerika
mungkin sudah enggak ada TBC, jadi anak-anak di sana enggak perlu lagi
dikasih imunisasi BCG. Begitu juga jika kita membawa bayi ke New York,
misalnya, Pneumokokus mungkin menjadi wajib di sana,” jelas Sri.
Saat menerima imunisasi wajib maupun yang dianjurkan kondisi balita atau anak HARUS FIT atau SEHAT.
Selain tujuh penyakit yang wajib dicegah, ada penyakit-penyakit lain
yang bisa dicegah dan ada imunisasinya. Yang ini sifatnya dianjurkan,
tergantung orangtuanya. Kalau yang wajib, pemerintah memberikan secara
cuma-cuma, jika datang ke instansi kesehatan yang ada di pemerintah,
misalnya rumah sakit pemerintah, posyandu, dan puskesmas, kecuali ke
dokter swasta, ya, harus bayar. Tapi kalau yang dianjurkan, tidak
diberikan secara cuma-cuma. Vaksin-vaksin tersebut adalah Hib,
Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.
Hib dan Pneumokokus (PCV) mencegah penyakit paru-paru dan radang otak.
Vaksin diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval dua bulan, sebanyak 3
kali. Imunisasi Hib kemudian diulang saat anak berumur 15-18 bulan,
sedangkan PCV diulang saat anak berusia 12-15 bulan.
Vaksin
Influenza dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini
dapat terus diberikan hingga dewasa. MMR merupakan pengulangan vaksin
campak, ditambah dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan
saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun.
Tiga vaksin lain yang dianjurkan adalah Tifoid untuk mencegah Typus,
Hepatitis A, dan Varisela untuk mencegah penyakit cacar air. Tifoid dan
Hepatitis A diberikan pada anak usia di atas 2 tahun. Tifoid dapat
diulang setiap 3 tahun, sedangkan Hepatitis A hanya diberikan dua kali
dengan interval 6-12 bulan. Varisela mulai diberikan saat anak berusia
di atas 10 tahun.
Anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam
kondisi sehat. Imunisasi diberikan dengan memasukkan virus, bakteri,
atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dan kemudian menimbulkan
antibodi (kekebalan). Untuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus
dalam kondisi fit. Anak yang sedang sakit, misalnya demam, diare atau
demam berdarah, badannya sedang memerangi penyakit. Jika dimasukkan
kuman atau virus lain dalam imunisasi, maka tubuhnya akan bekerja sangat
berat, sehingga kekebalan yang terbentuk tidak tinggi. Tapi kalau
penyakit ringan seperti batuk-pilek biasa, tidak apa-apa. Kecuali
batuk-pilek dengan demam tinggi, tidak boleh menerima imunisasi. Kalau
diare-diare sedikit, juga tidak apa-apa.
Yang sangat berbahaya,
jika anak memiliki kekebalan tubuh yang rendah. Misalnya anak itu kena
AIDS, atau penyakit berat lain seperti kanker. Berbahaya juga jika anak
tengah meminum obat-obat khusus yang menurunkan daya tahan. Itu tidak
boleh. Jika ada anak yang mengalami kondisi-kondisi seperti ini, harus
menunggu hingga ia sembuh, minimal hingga kondisinya sedang bagus. Jika
sedang minum obat, ditunggu hingga obatnya selesai. (sumber:
tabloitnova)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar