Minggu, 15 Juli 2012

JENIS IMUNISASI YANG WAJIB DAN DIANJURKAN

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Kalimat ini cocok benar untuk menggambarkan fungsi imunisasi. Tetapi, mengapa orangtua masih kerap abai dengan tindakan penting ini? Mana sajakah imunisasi yang wajib, dan mana pula yang tidak?

Banyak orangtua yang menyesali kelalaiannya ketika anak sakit. Tahun lalu, misalnya, orangtua panik karena banyak anak di Indonesia terkena Polio. Sampai-sampai pemerintah perlu mencanangkan “Indonesia Bebas Polio”. Peristiwa itu seakan “membangunkan” kita akan pentingnya imunisasi, terutama bagi balita.

Khusus untuk infeksi, menurut Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K) dari Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, tren di dunia bukan lagi soal pengobatan, tapi pencegahan. “Kalau kita tunggu anak sakit dulu, biayanya jadi tinggi sekali. Belum nanti antibiotikanya enggak mempan, kita harus pakai antibiotik yang makin canggih, sehingga tentunya makin mahal. Belum lagi harus dirawat di rumah sakit, bahkan sampai orangtuanya enggak bisa kerja. Kalau semua itu dihitung-hitung, jauh lebih mahal dari biaya vaksin,” ujar Sri.

Sesuai dengan program organisasi kesehatan dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi bagi anak-anak, yang disebut Program Pengembangan Imunisasi (PPI). Sedangkan tujuh jenis lainnya dianjurkan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap beberapa jenis penyakit. “Wajib itu artinya semua anak yang tinggal di Indonesia wajib diberikan lima jenis imunisasi untuk mencegah tujuh jenis penyakit,” kata Sri yang juga Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

IMUNISASI WAJIB :
BCG
Vaksin BCG diberikan pada bayi sejak lahir, untuk mencegah penyakit TBC. Jika bayi sudah berumur lebih dari tiga bulan, harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu. BCG dapat diberikan apabila hasil uji tuberkulin negatif.

Hepatitis B
Hepatitis B diberikan tiga kali. Yang pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan lagi saat 3-6 bulan.

Polio
Imunisasi yang satu ini belakangan sering didengung-dengungkan pemerintah karena telah memakan korban cukup banyak. Target pemerintah membebaskan anak-anak Indonesia dari penyakit polio. Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini dulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.

DTP
DTP diberikan untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu Difteri, Tetanus, dan Pertusis. Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Ulangan DTP diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi ini diberikan lagi dalam program BIAS SD kelas VI.

Campak
Campak pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak-2 diberikan pada program BIAS SD kelas 1, umur 6 tahun.

Ketujuh penyakit tersebut harus dicegah dengan imunisasi secara wajib. Mengapa? “Karena penyakit-penyakit tersebut yang menimbulkan kematian, cacat, serta pasiennya juga paling banyak.” Setiap negara akan berbeda apa yang diwajibkan, tergantung kondisinya. “Misalnya TBC, di Amerika mungkin sudah enggak ada TBC, jadi anak-anak di sana enggak perlu lagi dikasih imunisasi BCG. Begitu juga jika kita membawa bayi ke New York, misalnya, Pneumokokus mungkin menjadi wajib di sana,” jelas Sri.

Saat menerima imunisasi wajib maupun yang dianjurkan kondisi balita atau anak HARUS FIT atau SEHAT.

Selain tujuh penyakit yang wajib dicegah, ada penyakit-penyakit lain yang bisa dicegah dan ada imunisasinya. Yang ini sifatnya dianjurkan, tergantung orangtuanya. Kalau yang wajib, pemerintah memberikan secara cuma-cuma, jika datang ke instansi kesehatan yang ada di pemerintah, misalnya rumah sakit pemerintah, posyandu, dan puskesmas, kecuali ke dokter swasta, ya, harus bayar. Tapi kalau yang dianjurkan, tidak diberikan secara cuma-cuma. Vaksin-vaksin tersebut adalah Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.

Hib dan Pneumokokus (PCV) mencegah penyakit paru-paru dan radang otak. Vaksin diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval dua bulan, sebanyak 3 kali. Imunisasi Hib kemudian diulang saat anak berumur 15-18 bulan, sedangkan PCV diulang saat anak berusia 12-15 bulan.

Vaksin Influenza dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini dapat terus diberikan hingga dewasa. MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun.

Tiga vaksin lain yang dianjurkan adalah Tifoid untuk mencegah Typus, Hepatitis A, dan Varisela untuk mencegah penyakit cacar air. Tifoid dan Hepatitis A diberikan pada anak usia di atas 2 tahun. Tifoid dapat diulang setiap 3 tahun, sedangkan Hepatitis A hanya diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan. Varisela mulai diberikan saat anak berusia di atas 10 tahun.

Anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi sehat. Imunisasi diberikan dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dan kemudian menimbulkan antibodi (kekebalan). Untuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus dalam kondisi fit. Anak yang sedang sakit, misalnya demam, diare atau demam berdarah, badannya sedang memerangi penyakit. Jika dimasukkan kuman atau virus lain dalam imunisasi, maka tubuhnya akan bekerja sangat berat, sehingga kekebalan yang terbentuk tidak tinggi. Tapi kalau penyakit ringan seperti batuk-pilek biasa, tidak apa-apa. Kecuali batuk-pilek dengan demam tinggi, tidak boleh menerima imunisasi. Kalau diare-diare sedikit, juga tidak apa-apa.

Yang sangat berbahaya, jika anak memiliki kekebalan tubuh yang rendah. Misalnya anak itu kena AIDS, atau penyakit berat lain seperti kanker. Berbahaya juga jika anak tengah meminum obat-obat khusus yang menurunkan daya tahan. Itu tidak boleh. Jika ada anak yang mengalami kondisi-kondisi seperti ini, harus menunggu hingga ia sembuh, minimal hingga kondisinya sedang bagus. Jika sedang minum obat, ditunggu hingga obatnya selesai. (sumber: tabloitnova)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar